Kisah Sudamala atau Durga Ruwat dalam Tradisi Ruwatan

Kisah Sudamala atau Durga Ruwat dalam Tradisi Ruwatan – Dalam Tradisi Ruwatan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa dengan mengadakan pagelaran wayang kulit, harus menceritakan lakon ‘MurwaKala’ atau lakon ‘Sudamala’ atau ‘Durga Ruwat’.

Bukti sejarah tentang kisah Sudamala atau Durga Ruwat ini terdapat pada relief Candi Sukuh,  sebuah kompleks candi agama Hindu yang secara administrasi terletak di wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah.


Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini dianggap kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena penggambaran alat-alat kelamin manusia secara eksplisit pada beberapa figurnya.

Cerita ini bermula saat Bathara Guru atau Dewa Siwa yang sedang sakit parah, sehingga dia minta kepada Dewi Uma, istrinya, untuk mencarikan obat. Obat yang bisa menyembuhkan penyakitnya itu adalah susu lembu hitam. Karena cintanya terhadap sang suami, Dewi Uma segera pergi mencari air susu yang dimaksud, dengan harapan suaminya cepat sembuh.

Setelah menicari ke mana-mana, tetapi air susu lembu hitam itu tidak ketemu. Dalam keputus-asaannya, Dewi Uma bertemu seorang penggembala lembu hitam. Dengan mengemis-ngemis, Dewi Uma mohon sang penggembala memberikan susu lembu hitam tersebut.

Tetapi sang penggembala ngotot tidak mau menyerahkan air susu lembu, kecuali Dewi Uma menyerahkan tubuhnya kepadanya. Dewi Uma berada dalam dilema, tidak mau melayani suami tercinta mati, bila mau melayani berarti suami hidup, akan tetapi dirinya ternoda.

Dewi Uma memilih menyerahkan tubuhnya, akhirnya susu lembu hitam dapat diberikan dan diminumkan kepada Bathara Guru sehingga dia sembuh dari penyakitnya.

Setelah Bathara Guru sehat, Dia menyampaikan bahwa yang menjadi penggembala adalah Bathara Guru sendiri, dan Bathari Uma yang sedang diuji mengalami kegagalan sehingga telah berselingkuh.

Dewi Uma dihukum dengan melakukan ‘laku’ di dunia menjadi Bathari Durga yang berwujud raksasa perempuan sangat menyeramkan.

Bathari Durga bertugas memangsa manusia yang tersesat dalam yang berada dalam wilayahnya. Setelah dua belas tahun menjalankan ‘laku’ apabila telah kembali hati nuraninya, maka dia berhak kembali ke kahyangan.

Dikatakannya,setelah menjalani kutuk selama dua belas tahun Dewi Uma akan diruwat oleh Sadewa. Uma pergi ke Setra Gandamayu atau Setra Ganda Mayit. Salah satu abdi pengiringnya bernama Kalika.

Sementara itu Dewa Citragada dan Citrasena juga dikutuk oleh Sang Hyang Guru, karena berbuat tidak sopan terhadap Sang Hyang Guru. Dua dewa itu menjadi berujud raksasa, bernama Kalantaka dan Kalanjana. Mereka berdua kemudian disuruh menyusul untuk menemani Dewi Uma di Setra Gandamayu. Oleh Dewi Uma dua raksasa tersebut diangkat menjadi anak dan disuruh membantu Duryodana, raja Hastina atau Kurawa.

Mengetahui bahwa Kalantaka dan Kalanjana berpihak pada Duryodana, Pandawa menjadi cemas, Dewi Kunthi, ibu para Pandawa, naik ke Kahyangan, minta agar Kalantaka dan Kalanjana dimusnahkan. Namun Bethara Guru menyuruhnya pergi ke menemui Dewi Uma di Sentra Ganda Mayit.

Setelah dua belas tahun, Dewi Uma mengharap kedatangan Sadewa yang dijanjikan akan meruwatnya. Ketika Dewi Kunti datang di Setra Gandamayu, minta agar Dewi Uma mau memusnahkan Kalantaka dan Kalanjana. Dewi Uma tidak bersedia, karena amat sayang kepada mereka berdua yang diangkatnya sebagai anaknya.

Dewi Uma minta agar Dewi Kunti menyerahkan Sadewa, tetapi Dewi Kunti menolak menyerahkannya, karena Sadewa bukan anaknya. Sebagai gantinya, Dewi Uma boleh memilih diantara tiga anaknya yaitu: Puntadewa, Bima atau Arjuna. Tetapi Dewi Uma tidak menyukai mereka, kecuali Sadewa.

Karena tidak mau menyerahkan Sadewa, maka Kalika, pengiring Dewi Uma, disuruh untuk membujuk Dewi Kunti.

Mula-mula Kalika tidak mau, karena dipaksa akhirnya mau juga. Sehingga Kalika merasuki tubuh Dewi Kunti membuatnya menjadi setengah sakit ingatan, Dewi Kunti kemudian lari menemui Dewi Uma.

Dewi Uma mendesak agar Sadewa segera diserahkan. Kunti kembali menemui anak-anaknya, lalu bercerita tentang permintaan Dewi Uma. Para Pandawa tidak setuju, Dewi Kunti  yang sedang kerasukan menjadi marah, sehingga Sadewa diseretnya hendak dibawa ke Setra Gandamayu.

Kalika, suruhan Dewi Uma, merasa berhasil lalu keluar dari tubuh Dewi Kunti. Kunti menjadi sadar lalu minta maaf kepada Sadewa. Dan Sadewa tidak jadi dibawa di tempat Dewi Uma.

Durga atau Dewi Uma marah. Kalika disuruh merasuki tubuh Dewi Kunti lagi, sehingga Kunti kembali goncang ingatannya. Sadewa dipaksa ikut pergi ke Setra Gandamayu.

Sesampainya di Setra Gandamayu, Sadewa diikat pada pohon randu, dan ditunggu oleh Semar.

Kalika jatuh cinta pada Sadewa dan membujuk Sadewa agar mau menerima cintanya. Namun Sadewa tidak mau menanggapi, dan lebih baik mati dari pada membalas cinta Kalika.

Kalika marah, ditabuhnya tong-tong yang ada disekitarnya. Tak lama kemudian, hantu-hantu keluar bedatangan menakut-nakuti Sadewa. Namun Sadewa tidak takut, bahkan dari tubuhnya mengeluarkan daya kesaktian yang luar biasa. Semua hantu yang menggoda pergi meninggalkan Sadewa.

Akhir cerita Sadewa mau meruwat Bethari Durga atau Dewi Uma sehingga Bethari Durga kembali menjadi wujudnya semula, Dewi Uma yang cantik jelita.

Demikian kisah Sudamala atau Durga Ruwat. Jika anda tertarik kisahnya, anda bisa menontonnya dalam video berikut ini.



Tidak ada komentar