Asal Usul dan Mitos Kota Balikpapan

Asal Usul dan Mitos Kota Balikpapan - Balikpapan atau lebih dikenal dengan nama “Kota Minyak” atau Banua Patra adalah salah satu kota besar di Kalimantan Timur yang semakin berkembang.


Disebut "Kota Minyak" karena Balikpapan memiliki sumber daya alam berupa minyak mentah yang melimpah. Eksplorasi penambangan minyak dikelolah oleh perusahaan-perusahaan asing seperti Total Oil Company dan Unocal sekarang berubah menjadi Chevron. Disamping itu, Balikpapan merupakan salah satu pusat pengolahan minyak Pertamina dengan besarnya produksi minyak yang dihasilkan mencapai 86 juta barrel per tahun.

Asal Usul dan Mitos Kota Balikpapan
Perkembangan industri minyak inilah yang telah membangun Balikpapan menjadi kota besar yang menarik tumbuhnya berbagai investasi dan perusahaan-perusahaan asing yang mendukung pertambangan minyak.

Asal Usul dan Mitos Kota Balikpapan

Seiring perjalanan waktu, saat ini Balikpapan tidak lagi menjadi Kota Minyak yang berorientasi pada pengeboran melainkan beralih pada jasa pengolahan minyak milik Pertamina, dengan mengolah minyak mentah dari sekitar Balikpapan, yaitu Sepinggan, Handil, Bekapai, Sanga-sanga, Tarakan, Bunyu dan Tanjung serta minyak mentah yang diimpor dari negara lain.

Perkembangan kota Balikpapan menarik para pendatang dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengadu nasib. Banyak yang berhasil dan banyak pula yang gagal lalu kembali ke kampong halamannya.

Besarnya jumlah pendatang di Kota Balikpapan telah membawa keberagaman etnis dengan berbagai adat istiadat dan agama. Namun demikian hal ini tidak menjadi kendala dalam akulturasi budaya dan terwujudnya keharmonisan di masyarakatnya secara turun menurun.

Keharmonisan masyarakat Balikpapan terekat dalam bahasa sehari-hari yang digunakan, yaitu Bahasa Indonesia. Keberagaman yang ada di dalam masyarakat Balikpapan bahkan mendukung adanya nilai-nilai kebersamaan yang mampu menjadikan Kota Balikpapan sebagai Kota Bersih, Indah, Aman dan Nyaman yang tercermin dengan telah seringnya Kota Balikpapan meraih Piala Adipura.

Asal-usul Nama Balikpapan

Terdapat beberapa versi terkait dengan asal-usul nama Balikpapan :

#1.    Versi Pertama ( Sumber : Buku 90 Tahun Kota Balikpapan yang mengutip buku karya F. Valenijn tahun 1724 )

Menurut legenda asal nama Balikpapan adalah karena sebuah kejadian yang terjadi pada tahun 1739, sewaktu dibawah Pemerintahan Sultan Muhammad Idris dari Kerajaan Kutai, yang memerintahkan kepada pemukim-pemukim di sepanjang Teluk Balikpapan untuk menyumbang bahan bangunan guna pembangunan istana baru di Kutai lama.

Sumbangan tersebut ditentukan berupa penyerahan sebanyak 1000 lembar papan yang diikat menjadi sebuah rakit yang dibawa ke Kutai Lama melalui sepanjang pantai.

Setibanya di Kutai lama, ternyata ada 10 keping papan yang kurang (terlepas selama dalam perjalanan) dan hasil dari pencarian menemukan bahwa 10 keping papan tersebut terhanyut dan timbul disuatu tempat yang sekarang bernama "Jenebora".

Dari peristiwa inilah nama Balikpapan itu diberikan (dalam istilah bahasa Kutai "Baliklah - papan itu" atau papan yang kembali yang tidak mau ikut disumbangkan).

#2.  Versi Kedua ( Sumber : Legenda rakyat yang dimuat dalam buku 90 Tahun Kota Balikpapan )

Menurut legenda dari orang-orang suku Pasir Balik atau lazim disebut Suku Pasir Kuleng, maka secara turun menurun telah dihikayatkan tentang asal mula nama "Negeri Balikpapan".

Orang-orang suku Pasir Balik yang bermukim di sepanjang pantai teluk Balikpapan adalah berasal dari keturunan kakek dan nenek yang bernama "KAYUN KULENG" dan "PAPAN AYUN ".

Oleh keturunannya kampung nelayan yang terletak di Teluk Balikpapan itu diberi nama "KULENG - PAPAN" atau artinya "BALIK - PAPAN" (Dalam bahasa Pasir, Kuleng artinya Balik dan Papan artinya Papan) dan diperkirakan nama negeri Balikpapan itu adalah sekitar tahun 1527.

Hari Jadi Kota Balikpapan

Hari jadi Kota Balikpapan ditentukan pada tanggal 10 Februari 1897. Penetapan tanggal ini merupakan tanggal peristiwa pengeboran pertama sumur minyak di Balikpapan dan merupakan hasil seminar sejarah Kota Balikpapan tanggal 1 Desember 1984.

Mitos Seputar Balikpapan


Kedatangan para pendatang ke kota Balikpapan untuk mengadu peruntungan dan merubah nasibnya menimbulkan berbagai mitos seputar keberhasilannya. Berikut ini adalah beberapa mitos yang berasal dari beberapa pendatang.

#1. Kembali untuk Mapan

Ada yang sekali datang ke Balikpapan langsung berhasil lalu menetap dan menjadi penduduk kota ini, namun banyak pula pendatang yang gagal lalu kembali ke kampong halamannya.

Tapi mereka kembali lagi dan berusaha lagi sebagian ada yang berhasil dan sebagian gagal lagi. Namun mereka yang gagal tidak putus asa sehingga beberapa tahun kemudian mereka kembali lagi ke Balikpapan.

Fenomena ini memunculkan mitos, terutama bagi para pendatang dari Jawa yang berkaitan dengan nama Balikpapan. Mereka memaknai kata Balikpapan berasal dari kata “mbalik” dan “mapan” yang artinya para pendatang yang “mbalik” atau kembali lagi akan menjadi mapan atau berhasil dalam kehidupannya.

#2. Tujuan Akhir Perantauan

Mitos ini sebagian besar berasal dari para pendatang dari pulau Sumatera, khususnya yang beragama Nasrani dimana mereka sudah menetapkan bahwa kota Balikpapan menjadi tujuan akhir dalam perantauannya.

Menurut mereka Balikpapan dianggap seperti akhir dalam kehidupan manusia yaitu ketika mereka meninggal, mereka akan berada di balik potongan papan alias peti mati.

Dengan keyakinan itu, mereka akan bekerja dan berusaha sekuat tenaga sehingga dapat berhasil dalam kehidupannya.

#3. Siapa yang sudah minum air Kalimantan akan kembali lagi

Mitos ini berlaku bagi para pendatang yang datang ke bumi Etam atau Kalimantan. Mitos ini berkembang dari mulut ke mulut dan dari generasi ke generasi berikutnya sehingga dipercaya kebenarannya.

Sampai-sampai seorang pendatang yang singgah untuk menjalankan tugas dari perusahaan atau instansinya sehingga tidak ingin menetap di Balikpapan, mereka tidak berani minum air putih yang berasal dari sumur atau PDAM kota Balikpapan. Mereka memilih membeli minuman dalam botol seperti Aqua, Ades dan lain-lain yang airnya bukan berasal dari bumi Kalimantan.

Demikian asal usul dan mitos kota Balikpapan, saya sendiri adalah salah seorang dari ribuan pendatang dari pulau Jawa. Sudah beberapa kali bolak-balik ke Balikpapan tapi belum juga “mapan”.

Artikel Lainnya :



Tidak ada komentar