Ternyata, Kekasihku adalah Penunggu Bunga Kamboja Kuning

Spot-Misteri : Marsono adalah seorang perjaka yang menjadi pengusaha tanaman hias, kios dagangannya berada di depan rumahnya. Pada suatu hari, Marsono membeli bunga kamboja kuning dari seseorang yang mendatangi kiosnya.

Sejak adanya bunga kamboja kuning dalam pajangan tanaman hiasnya, kehidupan Marsono berubah menjadi lebih berwarna. Jika sebelumnya ia adalah seorang jomblo sejati, sekarang Marsono sudah mempunyai seorang kekasih yang cantik jelita, namanya Inez. Dan kiosnya semakin hari semakin ramai dan berkembang.



Baca Juga :

Dan sejak memelihara bunga kamboja kuning itu, hampir setiap malam Inez, yang mengaku sebagai salah seorang mahasiswi di sebuah kampus, datang menemuinya. Mereka menjalin kasih dan memadu asmara  layaknya sepasang suami istri. Hubungan mereka semakin hari semakin erat dan lengket seperti amplop dan perangkonya, seolah tidak dapat dipisahkan.

Marsono tidak peduli asal-usul kekasihnya, yang datang dan pergi secara misterius. Baginya, kekosongan jiwanya selama ini, sekarang sudah terisi, bahkan jauh melebihi dari sosok kekasih yang didambakannya. Marsono sudah tergila-gila, jika pepatah mengatakan ‘cinta itu buta’, maka sekarang Marsono menjadi buta karena pesona dan kecantikan Inez.

Hingga suatu hari, Pak RT datang menemuinya.

“Mas, saya mendapat laporan dari warga jika mereka merasa ketakutan apabila melewati rumah ini pada malam hari. Katanya rumah ini ada hantunya. Memang ada apa dengan rumah sampean ini?” Tanya Pak RT.

“Ng..Nganu, Pak RT, saya sendiri tidak tahu mengapa tetangga mengatakan demikian. Kalau memang rumah ini berhantu, saya sendiri yang akan dihantui bukan orang lain. Jangan-jangan itu hanya isu yang dihembuskan oleh saingan bisnis saya saja, karena mereka iri melihat usaha saya semakin maju.” Jawab Marsono.

“Masuk akal, memang dalam dunia bisnis seperti itu, main sikut, main sikat, main embat dan main kayu. Baiklah, nanti saya jelaskan kepada warga biar mereka tidak salah paham.” Kata Pak RT sambil berpamitan.

Hari-hari selanjutnya, Inez semakin rajin datang ke rumah Marsono, bahkan membantu merawat tanaman. Namun, isu tentang adanya hantu atau mahluk gaib di rumah Marsono semakin hari juga semakin berkembang.

Dalam hati, Marsono merasa resah jika isu tentang hantu itu akan berpengaruh pada usahanya. Ada rasa takut jika dagangannya yaitu bunga dan tanaman hias menjadi tidak laku yang berujung pada kebangkrutan.

Suatu hari, Marsono mendapati bunga kamboja kuning hilang. Setelah mencari-cari kesana kemari tidak ketemu, akhirnya Marsono merelakannya. “Sudah resiko menjadi pengusaha tanaman hias, jika tanaman tidak mati maka tanaman dicuri orang.” Batin Marsono.

Anehnya, sejak bunga kamboja kuning itu hilang, Inez tidak pernah datang lagi ke rumah Marsono. Sehingga Marsono menjadi bingung memikirkan kekasihnya yang tiba-tiba menghilang dan tidak pernah datang lagi.

Pada suatu malam, Inez datang dalam mimpi, dan berkata, “Mas, sebetulnya pemilik bunga kamboja kuning itu adalah aku. Bunga itu dicuri orang dari rumahku lalu dijual kepadamu. Sehingga saya datang kemari, melihat perlakuan dan perawatan yang kamu lakukan pada bungaku, saya jadi suka kepadamu.”

“Empat hari yang lalu, bunga itu diambil seseorang yang takut melihatku lalu dibuang ke sungai. Saya minta tolong, bawa kembali bunga itu kemari, sekarang bunga itu berada di pinggir sungai.” Lanjut Inez.

Marsono terbangun dari tidurnya lalu duduk termenung memikirkan mimpinya. Keesokan harinya, ia menyusuri sungai yang ada di kampungya, benar, ia menemukan bunga kamboja kuning teronggok di pinggir sungai dengan kondisi mengenaskan.

Marsono bergegas membawa bunga itu pulang lalu merawatnya sehingga dalam beberapa hari, bunga itu hidup kembali.

Malam harinya, Inez datang menemui Marsono.

“Mas, sebetulnya berat hati saya meninggalkanmu. Namun keberadaan saya akan menyusahkanmu dan membuat warga kampung ini  menjadi ketakutan. Lebih baik hubungan kita ini, kita akhiri sampai disini, demi kebaikanmu.” Kata Inez dengan menundukkan wajahnya.

Marsono melonjak kaget mendengar Inez memutuskan hubungan, dengan segala dalih, ia mencegah Inez pergi meninggalkannya. Namun, Inez bersikukuh pada pendiriannya.

Dan, tiba-tiba Inez menghilang dari pandangan Marsono begitu pula dengan bunga kamboja kuning.

Marsono berteriak menyebut nama Inez, namun Inez tidak muncul lagi.

Keesokan harinya, Marsono mendatangi kampus tempat Inez kuliah. Namun pihak administrasi kampus tidak mengenal nama Inez hingga Marsono bertemu dengan seorang karyawan yang sudah tua. Karyawan itu bercerita kepada Marsono.

Memang benar, ada mahasiswi yang bernama Inez Kusumawati tapi sebelum masa Opspek, mahasiswi itu ditemukan meninggal di dalam kamar kostnya karena dibunuh oleh seseorang yang menaruh hati kepadanya. 

Inez kemudian dikubur dan di makamnya ditanam bunga kamboja kuning.

Marsono terduduk lemas mendengar cerita itu. “Ternyata kekasihku adalah Penunggu Bunga Kamboja
Kuning.” Batin Marsono lirih.

Tidak ada komentar