Mitos Hari Naas Bagi Masyarakat Jawa

Mitos Hari Naas Bagi Masyarakat Jawa - Saat masih remaja, ibu saya selalu mengingatkan agar  selalu menjaga perilaku dan perbuatan serta berhati-hati saat melakukan perjalanan jauh terutama pada hari-hari tertentu yang menurutnya adalah hari Naas saya.

Semula saya tidak mengindahkan peringatan beliau dan menganggap hal itu hanya kekhawatiran orangtua terhadap anaknya yang dianggapnya paling nakal saja. Namun ketika kejadian demi kejadian buruk menimpa saya bertepatan dengan hari Naas itu, saya mulai berfikir "ini mitos atau fakta."

Mitos Hari Naas Bagi Masyarakat Jawa

Untuk mencari jawabannya saya mulai bergaul dengan orang-orang tua yang saya anggap memiliki pengetahuan tentang hari-hari yang menjadi pantangan bagi masyarakat Jawa tersebut. Dan untuk lebih mendalami lagi, saya sempat beberapa kali mengikuti berbagai aliran kebatinan Jawa, mulai dari Sapto Darmo, Sumangkar dan yang terakhir adalah Pangestu. Meskipun pengetahuan yang saya dapat hanya sebatas kulit luarnya saja.

Dari beberapa sumber tersebut saya mendapatkan jawaban bahwa setiap orang itu memiliki hari-hari dimana kondisi jiwanya lemah dan rentan mendapat bahaya yang disebut sebagai Hari Naas.

Sehingga menjadi satu pantangan bagi masyarakat Jawa untuk menyebutkan hari kelahirannya atau dalam bahasa Jawa disebut Weton atau Neptu atau hari pasaran kepada orang lain. Kecuali untuk keperluan-keperluan tertentu saja.

Lantas apa hubungannya hari kelahiran (weton) dengan hari Naas?

Karena hari kelahiran adalah kunci untuk mengetahui hari Naas seseorang. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti uraian berikut ini.

Hari Kelahiran

Hari kelahiran menurut masyarakat Jawa adalah hari dan pasaran saat kita dilahirkan seperti Senin Legi, Selasa Kliwon dan lain-lain. Bukan hari ulang tahun kita.

Mitos Hari Naas Bagi Masyarakat Jawa
Bagi masyarakat Jawa, hari kelahiran atau weton dianggap sebagai hari yang sakral, titik awal dimulainya kehidupan manusia. Dimana pada hari itu biasanya mereka berpuasa, tiga hari di akhiri pada hari kelahiran atau tiga hari dimulai pada hari kelahiran atau tiga hari yang mengapit hari kelahiran yang disebut puasa Neton.

Jika tidak berpuasa, biasanya mereka menggantinya dengan membuat selamatan bubur merah putih sebagai pertanda asal mula kejadian kita dimana bubur merah berasal dari ibu dan putih dari bapak kita.

Apabila kita masih bujangan dan berada jauh dari orangtua maka biasanya ibu kita yang akan mengingatkan atau yang akan membuatkan bubur merah putih tersebut.

Begitu pentingnya hari kelahiran bagi masyarakat Jawa khususnya para orangtua sehingga sejak kecil selalu ditanamkan pada anak-anaknya untuk melakukan puasa Neton pada setiap hari kelahirannya. Dan mereka selalu berpesan jika kelak setelah dewasa kita akan merasakan sendiri  manfaatnya.

Berikut ini adalah beberapa tujuan dan manfaat dari puasa Neton bagi masyarakat Jawa yang saya kutip dari beberapa sumber.

1. Menjaga Agar Tidak Lupa Diri

Dengan menjalankan puasa Neton, maka kita akan mengingat kembali asal mula kejadian kita saat lahir ke dunia ini. Kita akan mengingat ;
  • Adanya kita karena adanya kedua orangtua kita sehingga sebagai seorang anak kita berusaha berbakti kepada kedua orangtua kita dan tidak menjadi anak yang durhaka.
  • Pengorbanan Ibu saat melahirkan kita. Dengan menjalankan puasa Neton, kita akan mengingat kembali bagaimana perjuangan dan pengorbanan seorang ibu saat mengandung dan melahirkan kita. Sehingga akan tumbuh rasa sayang dan bakti kepada ibu kita.
  • Masa terlahir ke dunia dengan kondisi tidak berdaya, tidak tahu apa-apa dan tidak mengerti apa-apa. Dengan menjalankan puasa pada hari kelahiran maka kita akan mengingat kembali masa-masa kecil kita dahulu. Hanya dengan kasih sayang dan bimbingan kedua orangtua, kita tumbuh besar dan memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian hingga sampai sekarang ini.

Dengan mengingat itu semua akan selalu menjaga kita sehingga tidak menjadi anak yang lupa diri.

2. Mempercepat Tercapainya Keinginan

Konon dengan melakukan puasa Neton, dipercaya akan dapat mempercepat tercapainya hajat atau keinginan kita. Bahkan ada seorang teman yang diwajibkan oleh orangtuanya untuk menjalankan minimal 7 kali puasa Neton bagi setiap anak saat masih dalam bimbingan orangtua.

Manfaatnya memang baik, sekarang kehidupan teman saya dan saudara-saudaranya mapan dan rukun bersama keluarganya. Cita-cita dan harapan orangtuanya terkabul.

3. Menjalin Hubungan Baik Dengan Saudara Gaib

Selain itu, Puasa Neton, dipercaya dapat menghindarkan kita dan menjaga kita dari mara bahaya. Karena dengan puasa Neton ini akan mempererat hubungan kita dengan saudara-saudara gaib yang menyertai hidup kita sehingga ketika akan datang mara bahaya, saudara gaib kita akan memberitahu atau melindung kita. Tentunya dengan ijin Allah yang Maha Kuasa.


Itulah beberapa tujuan dan manfaat dari puasa Neton atau puasa pada hari kelahiran. Namun dari beberapa manfaat tersebut ada satu hal yang selalu diingatkan oleh orangtua kita yaitu agar selalu merahasiakan hari kelahiran kita kepada orang lain.

Hubungan Hari Kelahiran Dengan Hari Naas

Beberapa sumber mengatakan bahwa hari kelahiran adalah kunci untuk menemukan hari Naas seseorang. Karena dari hari kelahiran kita tersebut dapat dihitung kapan hari Naas kita tiba yaitu tiga hari sebelum hari kelahiran atau tiga hari sesudah hari kelahiran kita.

Mitos Hari Naas Bagi Masyarakat Jawa

Itulah salah satu penyebab mengapa orangtua kita menyarankan untuk menjalankan puasa neton tiga hari sebelum atau sesudah hari kelahiran kita.

Maka jangan kaget apabila kita bertanya kepada teman atau kenalan yang berasal dari Jawa tentang hari kelahirannya yang akan dijawab dengan berbagai alasan seperti lupa atau dijawab sekenanya. Karena itu adalah rahasia yang harus dijaga.

Apalagi di jaman sekarang, hanya dengan memasukkan tanggal kelahiran kita ke komputer maka orang lain dapat mengetahui hari pasaran atau neptu kita. Hingga akan memudahkan orang lain yang akan berbuat jahat kepada kita.

Mengapa Hari Naas Harus Diperhatikan?

Di jaman sekarang, mungkin hari Naas hanya dianggap sebagai mitos atau takhayul atau bid'ah saja. Namun, harap diingat jika bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal erat hubungannya dengan mistis, klenik dan praktek perdukunan sampai saat ini meskipun teknologi semakin modern.

Tidak menutup kemungkinan orang lain yang iri dengan kedudukan, jabatan atau keberhasilan kita akan menggunakan cara halus melalui dukun santet untuk mencelakai kita. Karena dengan menggunakan cara ini, pelaku tidak akan terjerat hukum.

Mitos Hari Naas Bagi Masyarakat Jawa

Bahkan, di beberapa daerah di Indonesia, jasa menggunakan dukun santet cukup murah yaitu hanya dengan gula sekilo, kopi dan sebungkus rokok saja.


Maka, tidak heran jika dukun santet menjadi solusi permasalahan orang-orang yang bersengketa.

Dan ketika sang dukun mengirimkan santetnya namun mendapatkan perlawanan karena korban memiliki benteng gaib yang melindungi sehingga usahanya gagal maka sang dukun akan bertanya kepada kliennya, mau dilanjutkan atau tidak.

Jika kliennya mengatakan lanjut. Maka sang dukun akan meminta hari kelahiran dari korbannya lalu mencari hari Naasnya. Dengan memanfaatkan hari Naas tersebut, sang dukun kembali mengirimkan santetnya, biasanya prosentase keberhasilannya antara 50-75%.

Jika masih gagal, maka korbannya merupakan orang yang berilmu tinggi atau mendapatkan perlindungan atau bantuan dari orang-orang berilmu tinggi.

Di sinilah, pentingnya kita memperhatikan hari kelahiran dan hari Naas kita. Sehingga kita tidak menjadi korban dari orang-orang yang berniat jahat dengan menggunakan santet atau ilmu hitam.

Karena tidak semua orang baik terhadap kita dan banyak juga orang yang tidak senang, iri, dengki bahkan memusuhi kita maka sebaiknya untuk menjaga berbagai kemungkinan lebih baik rahasiakan hari kelahiran kita. Begitulah petuah orang-orang tua dulu.

Kesimpulan

Demikian pembahasan spot-misteri tentang Hari Naas yang bagi masyarakat Jawa sudah menjadi budaya yang mengakar semenjak dahulu. Maka wajar jika sampai sekarang budaya tentang hari Naas masih tetap terjaga.

Tentang kebenarannya, kembali kepada diri kita masing-masing dalam menyikapinya.  Jika anda tidak setuju atau mempunyai pendapat lain tentang hari Naas ini, silahkan tambahkan pada kolom komentar dibawah ini.

Semoga Bermanfaat :

Artikel Lainnya :





Tidak ada komentar